Skip to main content

Dampak dan Pencegahan Deforestasi


Pertumbuhan populasi manusia pada tahun 1800 tercatat 1 milyar, setiap tahunnya populasi meningkat secara drastis, 174 tahun kemudian populasi dunia mencapai 4 milyar. Populasi penduduk dunia diproyeksi akan mencapai angka 8 milyar pada tahun 2023. Pertumbuhan populasi penduduk yang sangat pesat, mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Papan, sandang dan pangan merupakan kebutuhan primer, ketersediaannya dialam dapat diperbaharui, akan tetapi buka lahan baru di hutan marak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hutan berfungsi sebagai penyangga kehidupan, sumber-sumber penyangga untuk kehidupan keberlangsungan makhluk hidup berada didalmnya. Rusaknya hutan yang diakibatkan oleh beberapa sebab, akan memengaruhi rantai makanan dan meningkatkan pemanasan global. Isu-isu lingkungan yang disebabkan oleh manusia mengundang kekhawatiran paling besar merupakan deforentasi, karena sebab negatif yang ditimbulkannya sangat besar.
Deforentasi adalah situasi hilangnya tutupan hutan beserta atributnya yang mengimplikasi pada hilangnya struktur dan fungsi hutan. Peraturan Mentri Kehutanan Replubik Indonesia No. P.30/Menhut II/2009 tentang tata cara penggunaan emisi dari Deforentasi dan Degradasi Hutan (REDD) yang menyebutkan bahwa deforentasi adalah perubahan secara permanen dari arealberhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) deforentasi memiliki arti penebang pohon, namun penjelesan dari KBBI ialah kegiatan penebangan kayu komersil dalam skala besar.
Indonesia memiliki luas kawasan hutan 63,7 persen dari total luas daratan Indonesia pada tahun 2018. Luas tersebut menanpatkan posisi ketiga, setelah Brazil dan Kongo yang memiliki hutan hujan tropis. Namun luasnya hutan di Indonesia sering terjadi karena disebabkan oleh program-program transmigrasi yang mengharuskan mengubah hutan menjadi pemukiman dan pertanian. Alih fungsi lahan untuk pertambangan dan industri sangat banyak terjadi baik secara legal maupun yang ilegal. Tahun 2015 – 2016 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat deforentasi yang terjadi seluas 630.000 ha dan pada periode 2016 – 2017 mengalami penurunan yaitu deforentasi yang terjadi seluas 496.370 ha.
Penyebab terjadinya deforentasi dikarenakan oleh dua sebab, yaitu alam dan manusia. Kebakaran hutan merupakan faktor terjadinya deforentasi yang disebabkan oleh alam, manusia menyebabkan deforentasi karena (1) kebutahan pangan, yang tinggi sehingga harus membuka lahan pertanian baru dan (2) permintaan kayu, yang mengharuskan menebang pohon secara legal maupun ilegal.
Dampak yang ditimbulkan oleh deforentasi mempengaruhi dua aspek yaitu terhadap alam  dan ekonomi masyarakat sekitar. Dampak yang ditimbulkan yang berkaitan dengan alam meliputi hilangnya keanakaraman hayati, terganggunya siklus air, terjadinya bencana seperti longsor dan banjir. Dampak ekonomi yang ditimbulkan kepada masyarakat sekitar yaitu hilangnya pencaharian masyarakat disekitaran hutan seperti berburu, dan mengumpulkan hasil hutan non kayu.
Pencegahan deforentasi biasa dilakukan dengan reboisasi atau menanam kembali dihutan dengan harapan pohon yang ditanam dapat tumbuh sehingga dapat menutupi kawasan hutan yang telah terbuka. Pembangunan proyek-proyek ramah lingkungan perlu diterapkan oleh pemerintah guna tidak mencemari lingkungan hidup.

Refferensi :
forestteract.com
theconversation.com

Comments

  1. numpang share ya min ^^
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^_^



    ReplyDelete
  2. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    ReplyDelete
  3. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lahan Gambut kian mengering

Sumber foto : ramadhan_adiputra (ig) Konversi lahan atau alih fungsi lahan semakin parah, hancurnya perencanaan tata ruang berbasis dampak lingkungan menjadi penyebab utama, aktivitas sosial dan ekonomi yang tidak terkontrolnya dengan maksimal menyebabkan alih fungsi lahan gambut yang sangat bermanfaat bagi planet bumi dan makhluk yang mendiami planet tersebut. Aceh memiliki luas daratan sekitar 3,4 juata ha (hektar) dengan luas lahan gambut sekitar 216.000 ha. Lahan gambut di Aceh memiliki segudang manfaat yang sangat penting yaitu sebagai penyimpanan cadangan air dengan kapsistas yang sangat besar yaituswbanyak 0,8 - 0,9 m3/m3 (murdiyanto etal, 2004), lahan gambut merupakan penyumbang melepaskan gas rumah kaca (grk) di atmosfer yaitu setara dengan 2,2-3,7 juta ton karbon persetiap satu juta hektar lahan gambut. Alih fungsi lahan gambut di rawa tripa menyebabkan peluasana 5000 sampai dengan 6000 hektar, dari  luas lahan gambut 11.000 hekter pada tahun 2004. Dampak lingkungan...

Menanamkan Pengetahuan Konservasi Sejak Usia Dini

Berkembangnya indrustri-industri diera milenial sangatlah pesat, limbah-limbah dari hasil produksi dan rumah tangga dibuang di lingkungan, ada yang terkelola dengan baik dan ada yang terbengkalai pengelolaannya sehingga berdampak pada lingkungan hidup. Pemahaman konservasi merupakan sebuah wujud dari pembangunan yang berkelanjutan didalam lingkup lingkungan hidup dan sosial ekonomi masyarakat. Limbah bukanlah masalah jika setiap lapisan masyarakat mengerti dari makna konservasi. Secara garis besar pendidikan konservasi merupakan proses pembelajaran wawasan yang berkaitan tentang keseluruhan isu lingkungan hidup dengan membentuk pola pikir. Tujuan dari pendidikan konservasi adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang lingkungan hidup, serta mengubah perilaku dan menumbuhkan keterampilan tetang mengelola isu-isu permasalahan lingkungan dengan berpedoman pada nilai-nilai dari lingkungan hidup. Memberikan pemahaman tentang pengetahuan konservasi sejak dini, meru...

Gajah Sumatera

Klasifikasi Ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Mammalia Ordo Proboscidea Famili Elephantidea Genus Elephas Spesies E. Maximus Subspesies E.m. sumatranus Gajah Sumatera merupakan hewan darat terbesar di Indonesia, beratnya mencapai enam tom dan tingginya mencapai tiga setengah meter pada bahunya. Tempat tinggal gajah berada di hutan dengan ketinggian hutan dibawah 300 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut), namun gajah masih berada pada ketingian diatasya. Pesebaran populasi berada di tujuh wilayah administrasi provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkelu, Sumatera Selatan, Lampung. Gajah hanya tidur empat jam dalam satu hari satu malam, sisanya digunakan untuk berkubang dan bermain. Jarak Jelajah gajah dalam satu hari mencapai areal seluan 20 KM (Kilometer). Perilaku Gajah Gajah merupakan hewan yang hidup secara berkelom...