Skip to main content
"Manusia memenuhi kehidupannya dengan mengambil hasil alam untuk dipergunakan, sudah seharusnya manusia mengembalikan apa yang bisa dikembalikan agar alam tidak turun tangan, sehingga yang namanya bencana akibat pengerusakan lingkungan bisa dihindarkan"

Eksploitasi dan pembalakan liar bukan hal yang tabu diera sekarang, walaupun pemerintah telah menetapkah regulasi beserta sanksinya. Kecolongan masih terjadi diberbagai bidang sehingga ini menjadi tanggungjawab bersama, keterbatasan diberbagai sektor dimanfaatkan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab untuk sesama. Salahkah menggunakan sumber daya alam untuk bertahan, tentu saja tidak akan tetapi jika jika diambil terus terus tanpa mengembalikan akan hadirnya yang namanya bencana. Alam punya cara tersendiri untuk menagih apa yang telah diambil, situasi yang berbalut duka dengan jeritan penderitaan sudah menjadi berita belaka baik di media ataupun dari mulut-mulut manusia. Siapa yang di untung oleh tamaknya perilaku pengrusakan itu, salah satu pertanyaan yang diungkapkan oleh yang mempunyai kepekaan terdapat kepentingan sesama. Dalih ekonomi selalu menjadi alasan untuk mengambil lebih yang kadang mubazir, pada akhirnya semua orang dibebankan atas eksploitasi, walaupun yang melakukannya hanya segentir kelompok saja.

Gerakan mengembalikan memang solusinya, penanaman dan perbaikan telah dimulai agar ekosistem dapat pulih seperti semula. Perilaku peduli terdapat ekosistem yang berkelanjutan memang harus digaungkan terus, karena manusia punya sifat pelupa. Mulailah menggunakan energi se efesien mungkin, menanam pohon ditempat yang diperlukan dan tentunya membuang sampah pada tempatnya. Kurangi mengeluh dan mencari kambing hitam atas apa yang terjadi, pohon tidak akan tumbuh jika terus berbicara, aksi nyata adalah kunci kusuksesan dalam terciptanya keberlangsungan lingkungan yang sehat. Pemerintah seharusnya memainkan peran yang sangat penting, karena kekuasaan untuk menghukum sipelanggar merupakan milik penguasa. 

Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah akan menciptakan ketidak terbatasan menjadi terbatas, gerak gerik pengrusakan akan mudah di identifikasi dini dapat dicegah sedini mungkin. Perbaikan terhadap ekosistem juga akan lebih cepat dirasakan, baik itu secara global maupun secara khusus. 

Comments

Popular posts from this blog

Gajah Sumatera

Klasifikasi Ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Mammalia Ordo Proboscidea Famili Elephantidea Genus Elephas Spesies E. Maximus Subspesies E.m. sumatranus Gajah Sumatera merupakan hewan darat terbesar di Indonesia, beratnya mencapai enam tom dan tingginya mencapai tiga setengah meter pada bahunya. Tempat tinggal gajah berada di hutan dengan ketinggian hutan dibawah 300 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut), namun gajah masih berada pada ketingian diatasya. Pesebaran populasi berada di tujuh wilayah administrasi provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkelu, Sumatera Selatan, Lampung. Gajah hanya tidur empat jam dalam satu hari satu malam, sisanya digunakan untuk berkubang dan bermain. Jarak Jelajah gajah dalam satu hari mencapai areal seluan 20 KM (Kilometer). Perilaku Gajah Gajah merupakan hewan yang hidup secara berkelom...

Kisah Pilu Burung Rangkong di Hutan Indonesia

Burung Rangkong adalah jenis burung yang berasal dari ras  Bucerotidae  yang menetap di wilayah Asia Tenggara dan Afrika dengan vegetasi hutan kanopi, burung ini identik dengan kepala dan paruhnya yang besar. Umur burung pemakan biji-bijian ini mencapai usia sekitar 35 sampai dengan 30 tahun di alam liar. Keberadaan burung Rangkong di Indonesia menambah keberagaman keanekaragaman hayati, burnung ini memiliki bulu yang sangat indah, bahkan penduduk suku Dayak di Kalimantan mengkramtkan burung tersebut. Rangkong adalah lambang kesucian, kekuatan, kukuasaan dan perantara komunikasi dengan arwah leluhur, hal ini dapat ditemui dalam keadaan sosial budaya suku dayak yang banyak ditemuai bulu dan paruh rangkong yang sudah mati secara alami. Hukum suku Dayak melarang dalam perburuan rangkong. Burung indonesia mencatat, Rangkong terseber sebilan jenis di Sumatera yaitu Enggang Klihingan, Jualang Emas, Kangkareng Hitam, Kangkareng Perut Putih, Rangkong Badak, Rangkong Gading d...

Lahan Gambut kian mengering

Sumber foto : ramadhan_adiputra (ig) Konversi lahan atau alih fungsi lahan semakin parah, hancurnya perencanaan tata ruang berbasis dampak lingkungan menjadi penyebab utama, aktivitas sosial dan ekonomi yang tidak terkontrolnya dengan maksimal menyebabkan alih fungsi lahan gambut yang sangat bermanfaat bagi planet bumi dan makhluk yang mendiami planet tersebut. Aceh memiliki luas daratan sekitar 3,4 juata ha (hektar) dengan luas lahan gambut sekitar 216.000 ha. Lahan gambut di Aceh memiliki segudang manfaat yang sangat penting yaitu sebagai penyimpanan cadangan air dengan kapsistas yang sangat besar yaituswbanyak 0,8 - 0,9 m3/m3 (murdiyanto etal, 2004), lahan gambut merupakan penyumbang melepaskan gas rumah kaca (grk) di atmosfer yaitu setara dengan 2,2-3,7 juta ton karbon persetiap satu juta hektar lahan gambut. Alih fungsi lahan gambut di rawa tripa menyebabkan peluasana 5000 sampai dengan 6000 hektar, dari  luas lahan gambut 11.000 hekter pada tahun 2004. Dampak lingkungan...