Blang pandak ialah suatu gampong/desa yang dihimpit oleh pegunungan dan bukit. Sawah-sawah yang ditanami tumbuhan padi terhampar sejauh mata memandang. Beradanya sunfai bale menjadi pionir kebutuhan air yang di gunakan untuk peratiran sawah maupun digunakan untuk kebutuhan lainnya. Awal 2016 tim ekspedisi keanekaragaman hayati disambut hangat oleh Keuchik/ kepala desa sulaiman dirumahnya pada jam 21:00 WIB.
Pagi harinya pendakian dilakukan setalah melalukan pemasangan spanduk dan pelepasan tim oleh geuchik.
Jalur setapak dan perkebunan kopi dan perkebunan lainnya menjadi lintasan awal. Pertengahan jalur kebun kopi tim bertemu dengan yang mempunyai kebun bernama Abu adam yang sudah berumur lebih kurang 70 tahun, Abu Adam bercerita bahwa beliu telah naik dan turun gunung sejak muda, hal ini mungkin tidak terlepas dari letak geografis gampong gang abu Adam diami. Umurnya yang sudah 70 tahun masih sanggup membawa hasil panen turun menggunakan ransel yang terbuat dari karung dan gespernya dari tali timba dengan berat mungkin 15 s/d 20 kg (kilogram).
Jalur setapak dan perkebunan kian menghilang seiring kami berjalan. Hutan kanopi mulai tampak dengan ditandai sinar matahari yang mulai kurang pencahayaannya, pohon-pohon besar menghalangi sinar matahari hingga sanpai ke tabah. Buka jalur atau membuat jalan menjadi pilihan untuk menyukseskan dan memudahkan tim untuk mencapai tujuan yaitu gunung yang tidak memiliki nama namun terdapat triangulasi S 223 yang dibuat oleh belanda pada zamannya.
Tempat landai dan banyaknya pohon mati yang sudah kering kami jadikan sebagai Camp pertama dalam pendakian ini. Teori alam bebas mulai diterapkan disetiap individu untuk memudahkan dan menjaga keselamatan tim. Hari terus berlanjut hingga hari ke 10 tim menapaki puncak gunung tak bernama dwngan vegetasi semak belukar, hutan kanopi. Medan untuk mencapai puncak tersebut terbilang cukup berbahaya yaitu batu dan tanah yang ditumbuhi oleh tanaman kerdil seperti pohon kala dan pisang dengan kemiringan 70 derajat kira-kira.
Pilar yang dibuat oleh belanda telah roboh, spekulasi yang mungkin terjadi akibat terjadinya gempa besar, maklum karena gunung ini termasuk dalam kategori gunung vulcanos complex.
Perjalanan pulang yang kami tempuh mencapai 3 untuk sampai pada rumah keucik. Alhamdulillah ekspedisi keanekaragaman hayati sukses dilakukan dengan keadaan tim yang sehat. Terimakasih yang telah membatu baik berupa materian dan moral. Salam Lestari.
TIM EKSPEDISI :
Reza Pahlawi (Ketua Tim);
Said Mirza Miriadi (Navigator);
Harry Gunawan (Penebas Umum 1);
Muhammad Achyar (Penebas umum 2);
Yoland Dirga (Rambu 1);
Teuku Muhammad Naumi (Rambu 2).
Muhammad Achyar
M 25003 LS
Comments
Post a Comment