Skip to main content

Kawasan Ekosistem Ulu Masen Dalam Bencana


Ekosistem Ulu Masen merupakan taman nasional yang memiliki luas 738.856 ha (hektar), yang membentangi atau mengenai enam wilayah administrasi kabupaten di Aceh yaitu meliputi Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Jaya, dan Aceh Barat. Nama kawasan ekosistem ini diambil dari nama gunung yang terletak di Aceh Jaya yang bernama Gunung Ulu Masen. Bentuk rupa bumi ekosistem ini memiliki keunikan tipe huntan yang kompleks, karena mencakup dari daratan rendah sampai didaratan tinggi.
Kawasan ulu masen memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, hal ini dapat dilihat dari terdapatnyanya 300 spesies dari habitat burung, 87 spesies reptil dan amphibi, serta populasi harimau Sumatera dan populasi gajah sumatera. Dalam kawasan ulu masen terdapat flora dan fauna yang dilindungi oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Beruang Madu, Macan Dahan, Orang Utan Sumatera, Kukang, Siamang, Rangkong, dan Kedih.
Keberadaan kawasan ekosistem ulu Masen memberikan banyak manfaat sosial dan ekonomi yang menempati wilayah sekitar dan yang jauh. Kawasan ulu masen merupakan penyuplai air untuk masyarakat sekitar dan tempat pembakaran karbon dari emisi udara. Dampak ekonomi yang dihasilkan secara nyata yaitu penduduk sekitaran menggantungkan perekonomian di hutan. Namun karena pengawasan oleh pemerintah membuat keberadaan hutan rusak.
Ilegal logging atau pembalakan liar merupakan perbuatan pendukung utama dalam merusak keberadaan hutan itu tersendiri. Adapun pembalakan liar terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

  1. Tingginya permintaan kayu oleh pasar tetapi ketersediaan kayu terbatas.
  2. Kemiskinan masyarakat yang ditinggal disekitar hutan.
  3. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum kepada pelaku pembalakan liar.
  4. Tumpang tindih kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
  5. Pemberdayaan ekonomi oleh pemerintah yang masih kurang maksimal.
Dari sebab yang telah disebutkan, seharusnya pemerintah dapat mengurangi atau mencegah pembalakan liar terjadi, karena dapat merugikan banyak pihak. Dalam kaedah pembalakan liar yang terjadi saat ini, masyarak ialah korban dari lemahnya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar yang mendiami pinggiran hutan.
Akibat dari pembalakan liar tidak main-main longsor, banjir bandang dapat melulantakan pemukiman setempat. Sebagai contohnya kecamatan Tangse Kabupaten Pidie dilanda banjir bandang pada tanggal 11 Maret 2011 yang menyebabkan puluhan rumah hanyut dan belasan jiwa meninggal dunia.


Comments

  1. numpang share ya min ^^
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^_^


    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gajah Sumatera

Klasifikasi Ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Mammalia Ordo Proboscidea Famili Elephantidea Genus Elephas Spesies E. Maximus Subspesies E.m. sumatranus Gajah Sumatera merupakan hewan darat terbesar di Indonesia, beratnya mencapai enam tom dan tingginya mencapai tiga setengah meter pada bahunya. Tempat tinggal gajah berada di hutan dengan ketinggian hutan dibawah 300 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut), namun gajah masih berada pada ketingian diatasya. Pesebaran populasi berada di tujuh wilayah administrasi provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkelu, Sumatera Selatan, Lampung. Gajah hanya tidur empat jam dalam satu hari satu malam, sisanya digunakan untuk berkubang dan bermain. Jarak Jelajah gajah dalam satu hari mencapai areal seluan 20 KM (Kilometer). Perilaku Gajah Gajah merupakan hewan yang hidup secara berkelom...

Kisah Pilu Burung Rangkong di Hutan Indonesia

Burung Rangkong adalah jenis burung yang berasal dari ras  Bucerotidae  yang menetap di wilayah Asia Tenggara dan Afrika dengan vegetasi hutan kanopi, burung ini identik dengan kepala dan paruhnya yang besar. Umur burung pemakan biji-bijian ini mencapai usia sekitar 35 sampai dengan 30 tahun di alam liar. Keberadaan burung Rangkong di Indonesia menambah keberagaman keanekaragaman hayati, burnung ini memiliki bulu yang sangat indah, bahkan penduduk suku Dayak di Kalimantan mengkramtkan burung tersebut. Rangkong adalah lambang kesucian, kekuatan, kukuasaan dan perantara komunikasi dengan arwah leluhur, hal ini dapat ditemui dalam keadaan sosial budaya suku dayak yang banyak ditemuai bulu dan paruh rangkong yang sudah mati secara alami. Hukum suku Dayak melarang dalam perburuan rangkong. Burung indonesia mencatat, Rangkong terseber sebilan jenis di Sumatera yaitu Enggang Klihingan, Jualang Emas, Kangkareng Hitam, Kangkareng Perut Putih, Rangkong Badak, Rangkong Gading d...

Lahan Gambut kian mengering

Sumber foto : ramadhan_adiputra (ig) Konversi lahan atau alih fungsi lahan semakin parah, hancurnya perencanaan tata ruang berbasis dampak lingkungan menjadi penyebab utama, aktivitas sosial dan ekonomi yang tidak terkontrolnya dengan maksimal menyebabkan alih fungsi lahan gambut yang sangat bermanfaat bagi planet bumi dan makhluk yang mendiami planet tersebut. Aceh memiliki luas daratan sekitar 3,4 juata ha (hektar) dengan luas lahan gambut sekitar 216.000 ha. Lahan gambut di Aceh memiliki segudang manfaat yang sangat penting yaitu sebagai penyimpanan cadangan air dengan kapsistas yang sangat besar yaituswbanyak 0,8 - 0,9 m3/m3 (murdiyanto etal, 2004), lahan gambut merupakan penyumbang melepaskan gas rumah kaca (grk) di atmosfer yaitu setara dengan 2,2-3,7 juta ton karbon persetiap satu juta hektar lahan gambut. Alih fungsi lahan gambut di rawa tripa menyebabkan peluasana 5000 sampai dengan 6000 hektar, dari  luas lahan gambut 11.000 hekter pada tahun 2004. Dampak lingkungan...