Skip to main content

Keberadaan Kawasan Ekosisten Ulu Masen Tehadap Masyarakat Sekitar


Ekosistem Ulu Masen terdapat dibagian utara wilayah Provinsi Aceh, cakupan luas perkabupaten terbesar berada di Aceh Jaya dengan cakupan wilayah seluas 226,573 hektar atau 36% dari keseluruhan cakupannnya, kedua Pidie dan Pidie Jaya dengan cakupan luas 264,283 hektar atau 36% dari keseluruhan cakupannya, ketiga Aceh Barat dengan cakupan luas 113.012 hektar atau 15% dri keseluruhan cakupannya, dan keempat Aceh Besar dengan cakupab luas 94,989 hektar atau 13% dari keseluruhan cakupannya.
Ulu Masen memiliki tipe hutan daratan rendah dan pegunungan daratan rendah. Hutan pegunungan daratan rendah memiliki ketinggian diatas 500 MDPL (meter diatas permukaan laut), habitat spesifik yang terdapat di hutan tersebut adalah hamparan rawa, pohon pinus. Sedangkan hutab daratan tinggi di Ulu Maseb rata-rata adalah hutan lumut, karena pada ketinggian 1500 MDPL pepohonan sering ditutupi oleh kabut, yang tanahnya cenderung asam. Beragamnya tipe hutan di Ekosistem Ulu Masen menjadi sebagai sumber manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Hasil hutan non kayu seperti rotan dan madu terdapat didalam hutan, merupakan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar pegunungan saja. Manfaat hidrologis yang dihasilkan diperkirakan bermanfaat untuk dua juta masyarakat aceh, ratusan sungai terbentuk dari hulu-hulu pegunungan yang berada di kawasan ekosistem. Bedasarkan data Protected Area, FFI Aceh Program 2007 Kawasan Ekosisten Ulu Masen memiliki 29 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan ukuran yang beragam, berikut DAS dan cakupan luasnya yang berada di Kawasan Ekosisten Ulu Masen :
  • DAS Teunom memiliki cakupan luas 261,546 hektar.
  • DAS Woyla memiliki cakupan luas 252,440 hektar.
  • DAS Masen memiliki cakupan luas 66,559 hektar.
  • DAS Krueng Aceh memiliki cakupan luas 185,662 hektar.
  • DAS Lambeuso memiliki cakupan luas 59,856 hektar.
  • DAS Krueng Sabee memiliki cakupan luas 63,526 hektar.
  • DAS Mereudu memiliki cakupan luas 48,521 hektar.
  • DAS Krueng Mereubo memiliki cakupan luas 139,594 hektar.
  • DAS Geupe memiliki cakupan luas 44,354 hektar.
  • DAS Krueng Baro memiliki cakupan luas 54,336 hektar.
  • DAS Krueng Tiro memiliki cakupan luas 47,654 hektar.
  • DAS Kuala Unga memiliki cakupan luas 22,525 hektar.
  • DAS Pante Raja memiliki cakupan luas 27,743 hektar.
  • DAS Pante Kuyun memiliki cakupan luas 27,212 hektar.
  • DAS Pongo memiliki cakupan luas 21,744 hektar.
  • DAS Lelin memiliki cakupan luas 19,290 hektar.
  • DAS Krian/Samalanga memiliki cakupan luas 25,521 hektar.
  • DAS Peudada memiliki cakupan luas 37,516 hektar.
  • DAS Batee memiliki cakupan luas 19,219 hektar.
  • DAS Bieueu memiliki cakupan luas 32,205 hektar.
  • DAS Kuala Bubon memiliki cakupan luas 23,146 hektar.
  • DAS Raya memiliki cakupan luas 12,828 hektar.
  • DAS Sambang/Pandrah memiliki cakupan luas 11,921 hektar.
  • DAS Seumayang memiliki cakupan luas 26,472 hektar.
  • DAS Seunagan memiliki cakupan luas 78,714 hektar.
  • DAS Kuala Tadu memiliki cakupan luas 17,281 hektar.
  • DAS Teungku memiliki cakupan luas 17,281 hektar.
  • DAS Trang memiliki cakupan luas 34,774 hektar.
  • DAS Tripa memiliki cakupan luas 73,385 hektar.
Keberadaan DAS tidak hanya mengaliri air bersi yang mendiami di kawasan tersebut, akan tetapi DAS juga dapat menanggulangi bencana seperti banjir.

Comments

  1. numpang share ya min ^^
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^_^


    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gajah Sumatera

Klasifikasi Ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Mammalia Ordo Proboscidea Famili Elephantidea Genus Elephas Spesies E. Maximus Subspesies E.m. sumatranus Gajah Sumatera merupakan hewan darat terbesar di Indonesia, beratnya mencapai enam tom dan tingginya mencapai tiga setengah meter pada bahunya. Tempat tinggal gajah berada di hutan dengan ketinggian hutan dibawah 300 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut), namun gajah masih berada pada ketingian diatasya. Pesebaran populasi berada di tujuh wilayah administrasi provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkelu, Sumatera Selatan, Lampung. Gajah hanya tidur empat jam dalam satu hari satu malam, sisanya digunakan untuk berkubang dan bermain. Jarak Jelajah gajah dalam satu hari mencapai areal seluan 20 KM (Kilometer). Perilaku Gajah Gajah merupakan hewan yang hidup secara berkelom...

Kisah Pilu Burung Rangkong di Hutan Indonesia

Burung Rangkong adalah jenis burung yang berasal dari ras  Bucerotidae  yang menetap di wilayah Asia Tenggara dan Afrika dengan vegetasi hutan kanopi, burung ini identik dengan kepala dan paruhnya yang besar. Umur burung pemakan biji-bijian ini mencapai usia sekitar 35 sampai dengan 30 tahun di alam liar. Keberadaan burung Rangkong di Indonesia menambah keberagaman keanekaragaman hayati, burnung ini memiliki bulu yang sangat indah, bahkan penduduk suku Dayak di Kalimantan mengkramtkan burung tersebut. Rangkong adalah lambang kesucian, kekuatan, kukuasaan dan perantara komunikasi dengan arwah leluhur, hal ini dapat ditemui dalam keadaan sosial budaya suku dayak yang banyak ditemuai bulu dan paruh rangkong yang sudah mati secara alami. Hukum suku Dayak melarang dalam perburuan rangkong. Burung indonesia mencatat, Rangkong terseber sebilan jenis di Sumatera yaitu Enggang Klihingan, Jualang Emas, Kangkareng Hitam, Kangkareng Perut Putih, Rangkong Badak, Rangkong Gading d...

Lahan Gambut kian mengering

Sumber foto : ramadhan_adiputra (ig) Konversi lahan atau alih fungsi lahan semakin parah, hancurnya perencanaan tata ruang berbasis dampak lingkungan menjadi penyebab utama, aktivitas sosial dan ekonomi yang tidak terkontrolnya dengan maksimal menyebabkan alih fungsi lahan gambut yang sangat bermanfaat bagi planet bumi dan makhluk yang mendiami planet tersebut. Aceh memiliki luas daratan sekitar 3,4 juata ha (hektar) dengan luas lahan gambut sekitar 216.000 ha. Lahan gambut di Aceh memiliki segudang manfaat yang sangat penting yaitu sebagai penyimpanan cadangan air dengan kapsistas yang sangat besar yaituswbanyak 0,8 - 0,9 m3/m3 (murdiyanto etal, 2004), lahan gambut merupakan penyumbang melepaskan gas rumah kaca (grk) di atmosfer yaitu setara dengan 2,2-3,7 juta ton karbon persetiap satu juta hektar lahan gambut. Alih fungsi lahan gambut di rawa tripa menyebabkan peluasana 5000 sampai dengan 6000 hektar, dari  luas lahan gambut 11.000 hekter pada tahun 2004. Dampak lingkungan...